Trend terjun bebas pada industri musik Indonesia seperti mewakili ramalan bahwa dunia akan kiamat pada tahun 2012.
Pendapatan dari penjualan RBT turun drastis, apalagi penjualan fisik CD/kaset. Entah apakah masyarakat Indonesia yang tadinya
sangat fanatik dengan RBT kini menjadi bosan, atau memang daya beli ekonomi jadi menurun.
Tapi penurunan ekonomis pada industri musik Indonesia tidak berpengaruh terhadap “musik” sebagai sebuah kesenian dan
ekspresi budaya. Kita lihat beberapa band yang dikategorikan indie atau di luar industri musik besar, berkibar dengan
konser-konser mereka yang laris bahkan sampai ke mancanegara. Contoh: GBS (Gugun & The Blues Shelter) yang
mengharumkan nama Indonesia hingga ke Amerika dan Eropa dengan tour-tour mereka kesana, Cupumanik yang tampil di Kanada,
Discus yang merajai festival musik progresif di Amerika Latin dan Eropa, LLW yang menggelar konser di Singapura, dan baru-baru ini Indro
Harjodikoro & The Fingers yang melanglang buana tampil di Rusia, juga masih banyak lagi. Banyak band-band indie yang juga merajai
pentas-pentas di sekolahan dan kampus.
Melihat kenyataan itu, sepertinya ada kesenjangan antara industri musik besar (major label) Indonesia dengan musik yang sukses
di panggung-panggung. Fokus industri musik kelihatannya hanya di TV dan beberapa radio. Lihat saja band atau musisi yang saya
sebutkan di paragraf sebelumnya itu sangat jarang sekali anda tonton di acara musik pagi hari di beberapa TV,
padahal mereka sukses mengharumkan nama Indonesia. Kepentingan apa yang ada di balik kesenjangan ini?
Saya mencoba berangan-angan seandainya 2 kekuatan ini yaitu kesuksesan panggung (pada band atau musisi di luar industri musik) dan
industri musik (dengan kekuatan modal kapitalisnya) disatukan. Maka tidak akan ada lagi musisi karbitan dengan musikalitas dan komposisi
seadanya, musik Indonesia akan makin berkualitas. Nanti yang akan anda lihat di TV hanya band atau musisi dengan kualitas musik yang
mumpuni karena teruji di panggung-panggung musik secara live. Dengan demikian otomatis pendapatan industri musik juga akan terangkat.
Penikmat musik pasti akan rela membeli CD/kaset dari musisi atau band yang bermutu dan mereka gemari. Tahun 2012 waktu yang tepat
untuk Revolusi Industri Musik Indonesia.
Revolusi Industri Musik Indonesia 2012?
Written By amoy ya annisaa on Senin, 14 Mei 2012 | 20.38
Related Games
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar